Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak
Hallo sahabatku, Komunitas Warga Kulon Progo, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini , saya telah siap membagikan artikel sederhana buat anda. Yang anda baca kali ini dengan judul Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak, Kami berharap isi postingan Artikel Budaya Kulonprogo, ini bisa bermanfaat buat kita semua.
KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bakal menyelenggarakan Nyadran Agung, suatu tradisi yang jamak nasib di masyarakat Jawa dalam menyongsong bulan Ramadhan. Bagai tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung bakal dihadiri ribuan orang, bagus sebagai peserta maupun masyarakat yang ingin menonton. Pelaksanaan Nyadran Agung ini terpusat di alun-alun yang berjalan Sabtu (5/5/2018) pukul 13.00-16.30. "Pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten, mulai SKPD, kecamatan sampai di tingkat desa, tergolong BUMD dan dunia usaha. Kira-kira dapat 1.000 orang partisipasi dan semuanya menggunakan pakaian budaya Jawa," kata Wruhantoro, Kepala Bidang Seni, Adat, dan Tradisi dari Dinas kebudayaan Kulon Progo, belum lama ini.
Nyadran bisa juga sadran di zaman dahulu adalah penghormatan pada leluhur dan memanjatkan doa. Tradisi ini berjalan dengan-cara turun temurun dan tetap nasib sampai saat ini di tengah masyarakat.
Nyadran Agung, menurut laki-laki yang tak jarang disapa Pak Toro ini, berubah representasi nyadran yang berjalan di masyarakat pada umumnya. Namun hari ini lebih besar dan melibatkan tak sedikit sekali warga.
Pemerintah mengemasnya selalu setiap tahun. Bagai halnya di tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung kelak bakal ada kirab, pasukan bregada, arak-arakan gunungan dalam jumlah amatlah banyak, dan semua orang berpakaian budaya Jawa.
Kembul Bujana, Tradisi Makan Bersama di Kulon Progo Salah satu yang paling ditunggu di Nyadran Agung ini adalah ngalap berkat di mana warga berebut isi gunungan yang rata-rataadalah hasil bumi.
Kirab rencananya mengambil rute sejauh 1 kilometer, dari halaman kantor DPRD beres di alun-alun. Mereka yang berada dalam barisan kirab itu dari BUMN, BUMD, perwakilan kecamatan dan desa, dan organisasi kemasyarakatan.
Masing-masing kelompok mengangkat tenong berisikan tumpeng beserta kelengkapannya, juga plakat nama masing-masing kelompok.
Dalam nyadran ini juga bakal berjalan tak sedikit sambutan dari beberapa pihak sampai tahlil. Malamnya, warga disuguhi pentas wayang kulit.
Pemkab Kulon Progo menginginkan Nyadran Agung tak cuma menghibur warga lokal tetapi juga hebat bagi wisatawan, utamanya wisatawan nusantara.
Pemerintah bekerja sama dengan tak sedikit travel agent untuk mempromosikan Nyadran Agung sebagai wisata budaya religius ini.
"Kegiatan ini besar sekali. Karenanya kita_semua ingin turis datang ke sana. Kita_semua kerja sama dengan tour travel untuk mendatangkan turis nanti," kata Yudono Hindri Atmoko, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kulon Progo pada peluang berbeda.
Yudono menjelaskan, kebudayaan, tradisi di masyarakat, dan destinasi wisata adalah kesatuan paket. Gelaran budaya yang selalu bakal memperkuat kehadiran destinasi di daerah, juga menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Kulon Progo.
Ia mencontohkan nyadran dan merti dusun di Tritis lalu
Menurutnya, dengan tradisi yang semakin bersi kukuh maka bakal hebat wisatawan tak cuma piknik ke obyek unggulan puncak Widosari dan kebun teh di Samigaluh. Wisatawan juga bakal menikmati kentalnya budaya di antara warga.
Begitu pula dengan Nyadran Agung ini. Kegiatan ini, telah masuk dalam kalender wisata dan amatlah potensial berubah andalan.
"Kami bakal kembali mengangkat turis ke Nyadran Agung ini. Mereka ini sempat kami bawa ke Girimulyo bulan lalu," kata Yudono.
Nyadran bisa juga sadran di zaman dahulu adalah penghormatan pada leluhur dan memanjatkan doa. Tradisi ini berjalan dengan-cara turun temurun dan tetap nasib sampai saat ini di tengah masyarakat.
Nyadran Agung, menurut laki-laki yang tak jarang disapa Pak Toro ini, berubah representasi nyadran yang berjalan di masyarakat pada umumnya. Namun hari ini lebih besar dan melibatkan tak sedikit sekali warga.
Pemerintah mengemasnya selalu setiap tahun. Bagai halnya di tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung kelak bakal ada kirab, pasukan bregada, arak-arakan gunungan dalam jumlah amatlah banyak, dan semua orang berpakaian budaya Jawa.
Kembul Bujana, Tradisi Makan Bersama di Kulon Progo Salah satu yang paling ditunggu di Nyadran Agung ini adalah ngalap berkat di mana warga berebut isi gunungan yang rata-rataadalah hasil bumi.
Kirab rencananya mengambil rute sejauh 1 kilometer, dari halaman kantor DPRD beres di alun-alun. Mereka yang berada dalam barisan kirab itu dari BUMN, BUMD, perwakilan kecamatan dan desa, dan organisasi kemasyarakatan.
Masing-masing kelompok mengangkat tenong berisikan tumpeng beserta kelengkapannya, juga plakat nama masing-masing kelompok.
Dalam nyadran ini juga bakal berjalan tak sedikit sambutan dari beberapa pihak sampai tahlil. Malamnya, warga disuguhi pentas wayang kulit.
Pemkab Kulon Progo menginginkan Nyadran Agung tak cuma menghibur warga lokal tetapi juga hebat bagi wisatawan, utamanya wisatawan nusantara.
Pemerintah bekerja sama dengan tak sedikit travel agent untuk mempromosikan Nyadran Agung sebagai wisata budaya religius ini.
"Kegiatan ini besar sekali. Karenanya kita_semua ingin turis datang ke sana. Kita_semua kerja sama dengan tour travel untuk mendatangkan turis nanti," kata Yudono Hindri Atmoko, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kulon Progo pada peluang berbeda.
Yudono menjelaskan, kebudayaan, tradisi di masyarakat, dan destinasi wisata adalah kesatuan paket. Gelaran budaya yang selalu bakal memperkuat kehadiran destinasi di daerah, juga menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Kulon Progo.
Ia mencontohkan nyadran dan merti dusun di Tritis lalu
Menurutnya, dengan tradisi yang semakin bersi kukuh maka bakal hebat wisatawan tak cuma piknik ke obyek unggulan puncak Widosari dan kebun teh di Samigaluh. Wisatawan juga bakal menikmati kentalnya budaya di antara warga.
Begitu pula dengan Nyadran Agung ini. Kegiatan ini, telah masuk dalam kalender wisata dan amatlah potensial berubah andalan.
"Kami bakal kembali mengangkat turis ke Nyadran Agung ini. Mereka ini sempat kami bawa ke Girimulyo bulan lalu," kata Yudono.
Itulah tadi Sahabat Komunitas Warga Kulon Progo,sedikit uraian tentang Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak.
Oh ya kawan, sebelum anda meninggalkan halaman ini mungkin beberapa artikel pada halaman di bawah ini juga sedang anda cari.
Semoga artikel Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak yang saya bagikan di hari ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat buat anda semua. Oke, sampai disini dulu yaaaah....Lain kali jumpa di postingan artikel berikutnya.
Terimakasih anda telah membaca artikel Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak dan bila artikel ini bermanfaat menurut anda tolong bagikan ke rekan sanak saudara anda agar mereka juga tahu tentang ha ini, bagikan artikel ini dengan alamat link https://kwkp.blogspot.com/2018/05/nyadran-agung-di-kulon-progo-puluhan.html
No comments
Post a Comment