Gedung GKJ Wates Peninggalan Kolonial, Ini Sejarahnya


Hallo sahabatku, Komunitas Warga Kulon Progo, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini , saya telah siap membagikan artikel sederhana buat anda. Yang anda baca kali ini dengan judul Gedung GKJ Wates Peninggalan Kolonial, Ini Sejarahnya, Kami berharap isi postingan Artikel Wisata Kulon Progo, ini bisa bermanfaat buat kita semua.

Baca juga




Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wates dikategorikan sebagai bangunan cagar adat itu dikarenakan adalah peninggalan masa kolonial Belanda. Bangunan yang berdiri sejak 1927 ini juga tetap dijaga keaslian arsitekturnya sampai-pada kini.

Gereja yang terletak di Terban, Wates ini saat ini mempunyai kurang lebih 1300 jemaat tetap. Prihantoro, staf administrasi GKJ Wates membahas proses pembangunan gereja ini memakan saat dalamwaktu 3 tahun. Dengan demikian, bangunan ibadah ini pertama kali dipakai serta diresmikan pada 7 November 1930.

Pembangunan gedung gereja ini pertama kali dilakukan dengan bantuan dana dari jemaat di Belanda. Bantuan diberikan sebesar 3.000 gulden namun kenyataannya 5.000 gulden diberikan sebagai pinjaman. Tertera kutipan Tunggal Rasa Ngesthi Semedi (1861 Tahun Jawa) di pintu masuk gereja ini. Kutipan tersebut dipahat di tembok dengan aksara Jawa. Sekilas pandang, bangunan ini mempunyai kekhasan dengan tembok batu di tahap bawahnya.

Bangunan ini diberikan apresiasi hidayah adat pelestarian cagar adat oleh pemerintah DIY. Apresiasi tersebut diberikan pada 15 Desember 2015 lalu. Status bangunan cagar adat sendiri diperolah sehabis sebelumnya ada pemeriksaan serta peninjauan oleh Dinas Kebudayaan mengenai bentuk bangunan ini. Prihantoro menerangkan sebetulnya GKJ Wates bukanlah gereja dengan arsitektur tertua di Kulonprogo. Tetap ada gereja lain yang lebih tua bagai GKJ Temon.

“Hanya saja tak sempat dilakukan pemugaran yang merubah bentuk,”jelasnya saat/ketika ditemui Harianjogja.com pada Jumat (13/1/2017). Menurutnya, hampir semua rumit bangunan gereja tergolong kantor kepala gereja stabil saat/ketika pertama kali dibangun. Pembetulan yang dilakukan pun cuma berkisar pada pengecatan serta tak hinggamerubah bentuknya.

Meski demikian, ia menyatakan bakal dilakukan penambahan gedung di segi gereja tersebut. Penambahan tersebut guna meningkatkan daya tampung. Menurutnya, penambahan serta perluasan ini tak bakal menciderai status bangunan cagar adat ini. Pihak gereja juga mempertimbangkan sudut keaslian arsitekturnya sebelum memutuskan perluasan yang bakal dilakukan.

GKJ Wates sendiri berlokasi dekat dengan sejumlah bangunan peninggalan masa kolonial lainnya bagai banguan SD Percobaan, Media Centre Kulonprogo, Bangunan Polres Kulonprogo lama, serta Bale Agung yang terletak di pusat Kota Wates. Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Joko Mursito berbicara seringkali kehadiran BCB terpaksa berbenturan dengan sejumlah program pembangunan. ( http://www.solopos.com )

Itulah tadi Sahabat Komunitas Warga Kulon Progo,sedikit uraian tentang Gedung GKJ Wates Peninggalan Kolonial, Ini Sejarahnya.

Oh ya kawan, sebelum anda meninggalkan halaman ini mungkin beberapa artikel pada halaman di bawah ini juga sedang anda cari.

Semoga artikel Gedung GKJ Wates Peninggalan Kolonial, Ini Sejarahnya yang saya bagikan di hari ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat buat anda semua. Oke, sampai disini dulu yaaaah....Lain kali jumpa di postingan artikel berikutnya.

Terimakasih anda telah membaca artikel Gedung GKJ Wates Peninggalan Kolonial, Ini Sejarahnya dan bila artikel ini bermanfaat menurut anda tolong bagikan ke rekan sanak saudara anda agar mereka juga tahu tentang ha ini, bagikan artikel ini dengan alamat link https://kwkp.blogspot.com/2017/03/gedung-gkj-wates-peninggalan-kolonial.html

No comments