Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu


Hallo sahabatku, Komunitas Warga Kulon Progo, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini , saya telah siap membagikan artikel sederhana buat anda. Yang anda baca kali ini dengan judul Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu, Kami berharap isi postingan Artikel KULINER, ini bisa bermanfaat buat kita semua.

Baca juga




Harianjogja.com, KULONPROGO — Roti kolombeng tetap memiliki tempat tersendiri di kalangan pecinta makanan tradisional. Sejumlah warga Dusun Diran, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo pun masih setia memproduksi roti kolombeng dan berusaha bertahan di tengah perkembangan kuliner moderen.

Roti kolombeng ala warga Diran tampak sederhana, baik dari sisi bahan maupun penampilan. Bahan utamanya memang hanya tiga, yaitu tepung tapioka, telur, dan gula pasir. Semua bahan dicampur menjadi satu. Adonan tersebut kemudian dituang ke dalam sebuah loyang dengan 10 cetakan roti dan dipanggang di atas tungku selama sekitar lima menit.

Cara pemanggangannya cukup unik. Bukan oven yang digunakan, melainkan kerajinan gerabah yang disebut mandeng. Loyang dimasukkan ke mandeng tersebut dan ditutup dengan mandeng lain yang berisi bara api. Roti pun diangkat jika sudah matang dan berwarna kecoklatan lalu dikeluarkan dari cetakan saat masih panas. Roti kolombeng terlihat sangat mengembang saat baru saja matang. Rasanya empuk dan manis. Namun, roti itu akan mengempis menjadi hanya sekitar setengahnya kalau sudah dingin.

Seorang warga Diran, Sutikno mengungkapkan ada tiga orang yang memproduksi roti kolombeng, yaitu dia sendiri serta ayah dan adiknya. Ayahnya membuat roti kolombeng sejak 1998, sedangkan Sutikno memulai pada 2009 lalu.


“Ini roti zaman dulu dan sudah semakin jarang dibuat. Dulu biasanya buat sesaji. Sekarang juga masih sering untuk acara tradisi,” kata Sutikno, Selasa (18/10/2016) pekan lalu.

Sutikno mengatakan, ketenaran roti kolombeng semakin menurun. Sebelumnya dia bisa memproduksi 2.000-3.000 buah per hari. Namun, saat ini rata-rata hanya 1.000 buah dan belum tentu dilakukan setiap hari. Menurutnya, kondisi itu karena variasi makanan sudah semakin banyak. Dia pun mesti bersaing dengan kuliner populer yang lebih moderen. Meski begitu, dia tetap setiap membuat roti kolombeng karena ingin mencari penghasilan sekaligus melestarikan makanan tradisional.

Roti kolombeng buatan Sutikno dijual di sejumlah pasar tradisional di wilayah Sleman. Ayah dan adiknya diketahui memasarkan roti itu ke sekitar Jogja dan Bantul. Mereka juga melayani konsumen yang datang langsung ke rumah. Harganya cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp1.500-2.000 per buah.

Salah satu konsumen bernama Arning mengaku membeli roti kolombeng untuk disajikan dalam acara keluarga. Dia memilih untuk datang langsung rumah produksi agar bisa membawa pulang roti yang masih hangat.

“Rasanya khas dan beda sama bolu lain. Ini tidak pakai pemanis dan pengawet. Saya malah paling suka yang kering dan agak gosong,” ujar Arning

Editor: Mediani Dyah Natalia

Sumber: KULINER KULONPROGO : Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu http://buff.ly/2eFNpRG

Itulah tadi Sahabat Komunitas Warga Kulon Progo,sedikit uraian tentang Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu.

Oh ya kawan, sebelum anda meninggalkan halaman ini mungkin beberapa artikel pada halaman di bawah ini juga sedang anda cari.

Semoga artikel Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu yang saya bagikan di hari ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat buat anda semua. Oke, sampai disini dulu yaaaah....Lain kali jumpa di postingan artikel berikutnya.

Terimakasih anda telah membaca artikel Roti Kolombeng, Roti dari Jaman Dulu dan bila artikel ini bermanfaat menurut anda tolong bagikan ke rekan sanak saudara anda agar mereka juga tahu tentang ha ini, bagikan artikel ini dengan alamat link https://kwkp.blogspot.com/2016/10/roti-kolombeng-roti-dari-jaman-dulu.html

No comments